Usia saya sekarang akan 26, usia pernikahan sudah 6 tahun.. Alhamdulillah :) Menariknya usia 26 tergolong angkatan tua di kantor ini. Yang lebih tua sedikit atau seumur dengan saya rata-rata akan atau sudah punya dua anak. Kalau candaan para gadis, kapan nikah? kalau candaan seumur saya, kapan Aletta punya adik? jawabannya nyengir kuda :D heeuu
Okey, punya anak kedua. Mikir.. mikirr.. seru juga, ahh repot. Mikir lagi..mikir lagi..nanti aja lha, kalau Aletta sudah besar. Besar kan relatif, ada yang bilang Aletta masih kecil baru 3 tahun, ada yang bilang kan Aletta udah besar, umurnya udah 3 tahun, udah cocok lah punya adik.
Wohoo.. ya jujur, saya belum siap. Standar saya mungkin terlalu tinggi kali ya. Sesuai impian awal saya ingin melahirkan 7 anak di 7 negara berbeda ( untuk saat ini, saya bilang ini impian gila :D ) masa karena itu? kalau ternyata rizki saya dan suami tetap tinggal di Bandung, Aletta jadi anak tunggal dong? next..next.. cari alasan. Mau ngurus anak dengan tangan sendiri minimal sampai anak dua tahun, masuk akal.. tapi ga senada dengan saya yang belum terpikir untuk dirumah tanpa bekerja diluar rumah, laluu kalau saya belum ada niatan untuk sepenuhnya dirumah? ya jawabannya seperti yang pertama. alasan seanjutnya.. ini versi suami, katanya Aletta kasian kalau punya adik, nanti perhatiannya terbagi. Emang Papanya Aletta itu super dad banget, rela 24 jam bersama Aletta. Mungkin ga semua suami rela seperti dia. Seringkali saya tidur malam duluan dan meninggalkan Aletta yang lagi super rewel sama papanya berdua dan akhirnya mereka berdua tidur dini hari. Menurut saya wajar banget Papa Aletta belum rela. Perjuangan hamil, melahirkan hingga Aletta berusia 1 tahun bener2 hanya dilalui bertiga.
Padahal, kalau kita ingat tentang konsep rizki. Pasti ga akan ada alasan2 diatas.
Tidak suatu binatangpun (termasuk manusia) yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin oleh Allah rezekinya." (QS. Huud [11]: 6)
Masa iya kita tidak percaya sama janjinya Allah ?? Berpikir ulang, oke 2015.
Okey, punya anak kedua. Mikir.. mikirr.. seru juga, ahh repot. Mikir lagi..mikir lagi..nanti aja lha, kalau Aletta sudah besar. Besar kan relatif, ada yang bilang Aletta masih kecil baru 3 tahun, ada yang bilang kan Aletta udah besar, umurnya udah 3 tahun, udah cocok lah punya adik.
Wohoo.. ya jujur, saya belum siap. Standar saya mungkin terlalu tinggi kali ya. Sesuai impian awal saya ingin melahirkan 7 anak di 7 negara berbeda ( untuk saat ini, saya bilang ini impian gila :D ) masa karena itu? kalau ternyata rizki saya dan suami tetap tinggal di Bandung, Aletta jadi anak tunggal dong? next..next.. cari alasan. Mau ngurus anak dengan tangan sendiri minimal sampai anak dua tahun, masuk akal.. tapi ga senada dengan saya yang belum terpikir untuk dirumah tanpa bekerja diluar rumah, laluu kalau saya belum ada niatan untuk sepenuhnya dirumah? ya jawabannya seperti yang pertama. alasan seanjutnya.. ini versi suami, katanya Aletta kasian kalau punya adik, nanti perhatiannya terbagi. Emang Papanya Aletta itu super dad banget, rela 24 jam bersama Aletta. Mungkin ga semua suami rela seperti dia. Seringkali saya tidur malam duluan dan meninggalkan Aletta yang lagi super rewel sama papanya berdua dan akhirnya mereka berdua tidur dini hari. Menurut saya wajar banget Papa Aletta belum rela. Perjuangan hamil, melahirkan hingga Aletta berusia 1 tahun bener2 hanya dilalui bertiga.
Padahal, kalau kita ingat tentang konsep rizki. Pasti ga akan ada alasan2 diatas.
Tidak suatu binatangpun (termasuk manusia) yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin oleh Allah rezekinya." (QS. Huud [11]: 6)
Masa iya kita tidak percaya sama janjinya Allah ?? Berpikir ulang, oke 2015.
Comments
Post a Comment