Semakin banyaknya media sosial serta berbagai gadget pendukungnya. Maka banyak orang yang merasa dimanjakan oleh keduanya.. media sosial dirasa jadi tempat curhat satu-satunya. Semua perasaan dicurahkan kepadanya. Setiap gerak-geriknya diabadikan di status-statusnya.
Honestly, saya adalah orang yang tidak sama sekali suka dengan hal 'perupdate-an status' ga jelas. Terutama update status tentang perasaan, entah itu perasaan senang, sedih alias galau. Tergelitik dari fenomena saat ini, terutama saya sangat suka menyoroti perilaku 'ibu-ibu' dalam hal update status ini. Kenapa mesti ibu-ibu yang saya sorot? selain karena saya juga seorang ibu dan tentunya teman-teman di berbagai media sosial saya ya ibu-ibu juga :D jadi mudah objek penelitiannya.
Sedih banget, liat status ibu-ibu yang menceritakan tentang ketidak harmonisan dengan suaminya, ketidak rukunannya dengan keluarga atau teman-temannya. Ada yang lebih sedih lagi, ibu-ibu yang update mengenai hubungan 'intim' dengan suaminya. Bu...bu.. yu mari kita sama-sama koreksi, sebelum kita update status, mari dengan panjang lebar kita pikirkan hal-hal yang akan terjadi setelahnya. Coba kita posisikan diri kita sebagai orang lain yang membaca status itu. Enak atau tidak perasaan kita setelah membacanya? respon apa yang akan kita tampilkan setelahnya?
yuk kita refresh, simak deh gambar berikut, lucu..menggelitik..
yang paling utama dari yang paling pertama adalah, saya ingin mengingatkan bahwa kita punya Allah Swt, kita punya Allah untuk tempat curhat..
" Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdo'a kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran".
Betapa Allah telah berkata bahwa Ia dekat dengan kita, lantas mengapa kita tidak mau dekat denganNya? mengapa kita tidak mau mencurahkan hati ini kepadaNya.
Honestly, saya adalah orang yang tidak sama sekali suka dengan hal 'perupdate-an status' ga jelas. Terutama update status tentang perasaan, entah itu perasaan senang, sedih alias galau. Tergelitik dari fenomena saat ini, terutama saya sangat suka menyoroti perilaku 'ibu-ibu' dalam hal update status ini. Kenapa mesti ibu-ibu yang saya sorot? selain karena saya juga seorang ibu dan tentunya teman-teman di berbagai media sosial saya ya ibu-ibu juga :D jadi mudah objek penelitiannya.
Sedih banget, liat status ibu-ibu yang menceritakan tentang ketidak harmonisan dengan suaminya, ketidak rukunannya dengan keluarga atau teman-temannya. Ada yang lebih sedih lagi, ibu-ibu yang update mengenai hubungan 'intim' dengan suaminya. Bu...bu.. yu mari kita sama-sama koreksi, sebelum kita update status, mari dengan panjang lebar kita pikirkan hal-hal yang akan terjadi setelahnya. Coba kita posisikan diri kita sebagai orang lain yang membaca status itu. Enak atau tidak perasaan kita setelah membacanya? respon apa yang akan kita tampilkan setelahnya?
yuk kita refresh, simak deh gambar berikut, lucu..menggelitik..
yang paling utama dari yang paling pertama adalah, saya ingin mengingatkan bahwa kita punya Allah Swt, kita punya Allah untuk tempat curhat..
" Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdo'a kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran".
Betapa Allah telah berkata bahwa Ia dekat dengan kita, lantas mengapa kita tidak mau dekat denganNya? mengapa kita tidak mau mencurahkan hati ini kepadaNya.
Comments
Post a Comment